Ada beberapa definisi terkait
masalah tarekat, yang pertama dalam tinjauan etimologi bahwa tarekat yang
berasal dari bahasa arab yaitu al-Tharq, jamaknya al-Thuruq
merupakan isim Musytaraq, yang secara etimologi berarti jalan, tempat
lalu atau metode. Sedangkan
menurut terminology ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang tarekat,
diantaranya menurut Abu Bakar Aceh, tarekat adalah petunjuk dalam melaksanakan
suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan diajarkan oleh rasul,
dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun temurun sampai pada guru-guru,
sambung-menyambung dan rantai-berantai. Atau suatu cara mengajar dan mendidik,
yang akhirnya meluas menjadi kumpulan kekeluargaan yang mengikat
penganut-penganut sufi, untuk memudahkan menerima ajaran dan latihan-latihan
dari para pemimpin dalam suatu ikatan.
Harun
Nasution mendefinisikan tarekat sebagai jalan yang harus ditempuh oleh seorang
sufi, dengan tujuan untuk berada sedekat mungkin dengan Allah. Syekh
Muhammad Amin Kurdy mendefinisakan tarekat sebagai pengamalan syari’at dan
(dengan tekun) melaksanakan ibadah dan menjauhkan diri dari sikap mempermudah
pada apa yang memang tidak boleh dipermudah. Zamakhsyari
dhofier memberikan definisi terhadap tarekat sebagai suatu istilah generic,
perkataan tarekat berarti “jalan” atau lebih lengkap lagi “jalan menuju surga”
dimana waktu melakukan amalan-amalan tarekat tersebut si pelaku berusaha
mengangkat dirinya melampaui batas-batas kediriannya sebagai manusia dan
mendekatkan dirinya ke sisi Allah.
Dari
beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tarekat adalah melakukan
pengamalan yang berdasarkan syari’at yang disertai dengan ketekunan dalam
beribadah sehingga sampai pada kedekatan diri dengan Allah. Hal inilah yang
menjadi tujuan utama dalam ber-tarekat yakni kedekatan diri kepada Allah (Taqarrub
ila al Allah). Jadi, amalan tarekat merupakan sebuah amalan ibadah sesuai
dengan ajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan dikerjakan oleh para
sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in secara turun temurun hingga kepada para
ulama’ yang menyambung hingga pada masa kini.
B. Macam-Macam Tarekat di Indonesia dan Ajaran-Ajaran
Tarekat
Sebagai bentuk tasawuf yang
melembaga, tarekat ini merupakan kelanjutan dari pengikut-pengikut sufi yang
terdahulu. Dari sekian banyak tarekat terdapat sekurang-kurangnya ada tujuh
tarekat yang berkembang di indonesia :
(a) Tarekat Qodariyah didirikan oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani (1077-1166) dan dia sering disebut dengan al-jilli. Tarekat ini banyak tersebar di dunia Timur, tiongkok, sampai pulau jawa. Pengaruh tarekat ini cukup banyak meresap di hati masyarakat yang dituturkan lewat bacaan manaqib. Manaqib ini dibaca dengan tujuan agar mendapatkan berkah dengan mendapat rahmatnya.
(b) Tarekat Rifai’yah didirikan oleh Syaikh Rifa’i. Tarekat ini banyak tersebar di daerah Acah, Jawa, Sumatra Barat, Sulawesi dan daerah-daerah lainnya. Ciri tarekat ini adalah penggunaan tabuhan rebanadalam wiridnya, yang diikuti oleh tarian dan permainan debus, permainan debus ini berkembang pula di daerah Sunda, khususnya Banten, Jawa Barat.
(c) Tarekat naqsyabandiyah didirikan oleh Muhammad bin Bhauddin al-Uwaisi al-Bukhari (727-791H). Tarekat ini banyak tersebar di Sumatra, Jawa, maupun Sulawesi. Ke daerah Sumatra Barat, tepatnya daerah Minangkabau, tarekat ini dibawa oleh Syekh Ismail al-Kholidi al-Khurdi, sehingga di kenal dengan sebutan tarekat naqsabandiah al-khalidiyah. Amalan tarekat ini tidak banyak dijelaskan ciri-cirinya.
(d) Tarekat Samaniyah didirikan oleh Syekh Saman yang meninggal pada tahun 1720 di Madinah. Tarekat ini banyak tersebar luas di Aceh, dan mempunyai pengaruh yang dalam bagi daerah ini, juga di Palembang dan daerah lainnya di Sumatra. Di jakarta tarikat ini juga sangat besar pengaruhnya, terutama di daerah pinggiran kota. Ciri tarekat ini adalah dengan zikirnyz yang sangat keras dan melengking, khususnya ketika mengucap lafadz lailaha illa Allah. Juga terkenal dengan rotib saman yang hanya mempergunakan perkataan “hu” , yang artinya Dia Allah.
(e) Tarekat Khalawatiyah didirikan oleh Zahiriddin (w. 1397 M). Di Khurasan dan merupakan cabang dari tarekat Suhrawardi yang didirikan oleh Abdul Qadir Suhrawardi. Terakat ini banyak pengikutnya di Indonesia, dimungkinkan karena suluk dari tarekat ini sangat sederhanadalam pelaksanaanya. Untuk membawa jiwa dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi melalui tujuh tingkat, yaitu: peningkatan dari nafsu amarah, lawwamah, mulhamah, muthmainnah, radhiyah, mardiyah, dan nafsu kamilah.
(f) Tarikat al-Hadad didirikan oleh Sayyid Abdullah bin Alwi bin Muhammad bin Haddad. Ia pencipta ratib haddad dan dianggap sebagai salah seorang wali qutub dan arifin dalam ilmu tasawuf. Tarekat haddad banyak terkenal di Hadramaut, Indonesia, India, Hijaz, Afrika Timur, dan lain-lain.
(g) Tarekat Kholidiyahadlah salah satu cabang tarekat naqsabandiyah di Turki, yang berdiri pada abad XIX. Tarekat ini berisi tentang adab dan zikir, tawasul dalam tarekat, adab suluk, tentang saik dan maqamnya, tentang ribath dan beberapa fatwa pendek dari Syekh Sulaiman al-Zuhdi al-Khalidi, terakat ini banyak bekembang di Indonesia dan mempunyai Syekh Khalifah dan Mursyid yang diketahui dari beberapa surat yang diketahui dari yang berasal dari Banjarmasin dan daerah-daerah lain yang dimuat dalam kitab kecil yang berisi fatwa Sulaiman az-Zuhdi al-Khalidi.
C.
Tokoh-Tokoh Tarekat
1. Adhamiah. Syekh Ibrahim bin
Adham. Suriah.
2. Alawiyah. Syekh Abul Abbas Ahmad,
Aljazair.
3. Alwaniah. Syekh Alwani. Jeddah,
Arab Saudi.
4. Ammariah. Syekh Ammar Bu Senna.
Aljazair.
5. Asyaqiah. Syekh Hasanuddin,
Turki.
6 Asyrofiah. Syekh Asyrof Rumi,
Turki.
7. Babaiah. Syekh Abdul Gani Turki.
8. Bahromiah. Syekh Hajji Bahromi,
Turki.
9. Bakriah. Syekh Abu Bakar Wafai,
Suriah.
10. Bektasyiah. Syekh Bektasy Veli,
Turki.
11. Bustamiyah. Syekh Abu Yazid
al-Bustami, Iran.
12. Gozaliyah. Imam al-Ghozali.
Naisabur. Irak
13. Gulsyaniah. Syekh Ibrahim
Gulsyani, Mesir.
14. Haddadiah. Sayyid Abdullah
al-Haddad, Arab Saudi.
15. Idrisiah. Sayyid Ahmad, Arab
Saudi.
16. Ighitbasyiah. Syekh Syamsudin,
Yunani.
17. Jalwatiah. Syekh Pir Uftadi,
Turki.
18. Jamaliah. Syekh Jamaludin,
Turki.
19. Kabrowiah. Syekh Najmuddin,
Iran.
20. Qadiriah. Syekh Abdul Qadir
Jiilani, Irak.
21. Kholwatiah. Syekh Umar
al-Khalwati, Turki.
22. Maulawiah. Syekh Jalaludin
ar-Rumi, Anatolia.
23. Murodiah. Syekh Murod Syami,
Turki.
24. Naksyabandiah. Syekh Muhammad
al-Bukhori,Turki.
25. Niyaziah. Syekh Muhammad Niyaz,
Yunani.
26. Ni'matallohiah. Syah Wali Ni'matillah,
Iran
27. Nurbakhsyiah. Syekh Muhammad
Nurbakh, Iran
28. Nuruddiniah. Syekh Nuruddin,
Turki
29. Rifa’iah. Sayyid Ahmad
ar-Rifa'i. Irak
30. Sa’diyah. Syekh Sa'dudin
al-Jibawi, Irak
31. Safawiyah. Syekh Safiuddin, Iran
32. Sanusiah. Sayyid Muhammad
as-Sanusi Lebanon
33. Saqotiah. Sirriy as-Saqoti, Irak
34. Uwaisyiah. Syekh Uwaisy
al-Qoroni. Yaman
35. Umm Sunaniah. Syekh Umm Sunan,
Turki
36. Suhrowardiah. Syekh Abdullah
as-Suhrowardi, Irak
37. Sunbuliah. Syekh Sunbul Yusuf
Bulawi, Turki
38. Syamsiah. Syekh Syamsuddin,
Madinah
KESIMPULAN
Tarekat
adalah melakukan pengamalan yang berdasarkan syari’at yang disertai dengan
ketekunan dalam beribadah sehingga sampai pada kedekatan diri dengan Allah. Hal
inilah yang menjadi tujuan utama dalam ber-tarekat yakni kedekatan diri kepada
Allah (Taqarrub ila al Allah). Jadi, amalan tarekat merupakan sebuah
amalan ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan
dikerjakan oleh para sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in secara turun temurun
hingga kepada para ulama’ yang menyambung hingga pada masa kini.
Macam-Macam
tarekat yang ada di Indonesia:
1.
Tarekat Qodariyah
2.
Tarekat Rifai’yah
3.
Tarekat naqsyabandiyah
4.
Tarekat Samaniyah
5.
Tarekat Khalawatiyah
6.
Tarikat al-Hadad
7.
Tarekat Kholidiyahadlah
DAFTAR PUSTAKA
Ris’an Rusli, Tasawuf dan Tarekat,
Jakarta: Rajawali Pers, 2013, Hal. 184
Ibid, Hal. 185
A. Bachrun
Rifa’i dan Hasan Mud’is, Filsafat Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia,
2010, Hal. 233
Zamakhsyari
Dhofier, Tradsis Pesantren, Jakarta: LP3ES, 2011, Hal. 212
Samsul Munir Amin,
Ilmu Tasawuf, Jakarta: Amzah, 2015, Cet. Ke-03, Hal. 290
http://rahmaheducations.blogspot.co.id/2013/07/tarikat-yang-berkembang-di-indonesia.html diakses pada 12 Desember 2017 pukul 07:25 WIB
http://azkiarsyad.blogspot.co.id/2013/05/tokoh-tokoh-tarekat-yang-terkenal.html
diakses pada 12 Desember 2017 pukul 07:27 WIB
0 Komentar