PEMBAHASAN
A. Pengertian Micro Teaching
MICRO TEACHING Pengertian Micro-Teaching Micro berarti
kecil, terbatas, sempit. Teaching berarti mendidik atau mengajar.
Micro-teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya diperkecil atau
disederhanakan. Apa yang dikecilkan atau disederhanakan, yaitu : Jumlah siswa
5-6 orang · Waktu mengajar 5 – 10 menit. Bahan pelajaran hanya mencakup satu
atau dua hal yang sederhana. Ketrampilan mengajar difokuskan beberapa
keterampilan khusus saja. Unsur micro merupakan ciri utamanya dan berusaha
untuk meyederhanakan secara sistimatis keseluruhan proses mengajar yang ada.
Usaha simplikasi ini didasari oleh asumsi bahwa :“sebelum kita dapat mengerti,
dapat belajar dan dapat melaksanakan kegiatan mengajar yang komplek, kita harus
menguasai dulu komponen-komponen dari keseluruhan kegiatan yang ada.”Maka
dengan memperkecil murid, menyingkat waktu, mempersempit saran-saran serta
membatasi ketrampilan, perhataian dapat sepenuhnya diarahkan pada pembinaan
penyempurnaan ketrampilan khusus yang sedang dipelajari. Untuk dapat menguasai
berbagai ketrampilan dasar pengajaran dan pembelajaran tersebut maka perlu
berlatih satu demi satu ketrampilan tersebut agar mendalami makna dan strategi
penggunaannya pada proses pembelajaran. Ketrampilan dasar mengajar dapat
diperoleh melalui pembelajaran mikro atau micro teaching. Oleh karena itu
pembelajaran mikro sangat diperlukan dalam bentuk peer teaching dengan
harapan agar para gadik dapat sekaligus menjadi observer temannya sesama gadik,
dengan harapan masing-masing gadik dapat saling memberikan koreksi dan masukan
untuk memperbaiki kekurangan penguasaan ketram-pilan dasar dalam mengajar.
Pengajaran Mikro (MicroTeaching) merupakan salah satu bentuk
Model Praktek Kependidikan atau Pelatihan Mengajar. Dalam konteks yang
sebenarnya, mengajar Mengandung banyak tindakan, baik mencakup Teknis
Penyampaian Materi,Penggunaan Metode, Penggunaan Media, Membimbing Belajar,
Memberi Motivasi, Mengelola Kelas, Memberikan Penilaian dst. Dengan kata lain
bahwa Perbuatan Mengajar itu sangatlah Kompleks. Oleh karena itu, dalam rangka
Penguasaan Keterampilan Dasar Mengajar, calon Guru/Dosen perlu berlatih secara
Parsial, artinya: Tiap-tiap Komponen Keterampilan Dasar Mengajar itu perlu
dikuasai secara terpisah-pisah (Isolated). Berlatih untuk menguasai
Keterampilan Dasar Mengajar seperti itulah yang dinamakan Micro teaching
(Pengajaran Mikro). Konsep Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dilandasi oleh
Pokok-Pokok Pikiran sebagai berikut: :
1. Pengajaran yang Nyata (dilaksanakan
dalam bentuk yang sebenarnya) tetapi berkonsep Mini.
2. Latihan terpusat pada Keterampilan Dasar
Mengajar,
3. Mempergunakan Informasi dan Pengetahuan
tentang Tingkat Belajar Siswa sebagai Umpan Balik terhadap Kemampuan calon
guru/ Dosen.
4. Pengajaran dilaksanakan bagi para siswa
dengan latar belakang yang berbeda-beda dan berdasarkan pada kemampuan
intelektual kelompok usi tertentu.
5. Pengontrolan secara ketat terhadap
lingkungan latihan yang diselenggarakan dalam Laboratorium Micro Teaching.
6. Pengadaan Low Threat Situation untuk
memudahkan calon guru/ dosen mempelajari Keterampilan Mengajar.
7. PenyediaanLow Risk Situation yang
memungkinkan siswa berpartisipasi aktif dalam pengajaran,
8. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan
pengaturan distribusi latihan dalam jangka waktu tertentu.
Pengajaran
mikro telah dipraktikkan secara meluas dalam latihan keguruan di seluruh
dunia sejak diperkenalkan di Stanford University oleh Dwight W. Allen, Robert
Bush dan Kim Romney pada tahun 1950-an. Untuk dapat memahami micro teaching
atau pembelajaran mikro bagi calon gadik, dikemukakan beberapa asumsi dasar
yaitu:
1. Pada umumnya guru tidak
dilahirkan tetapi dibentuk terlebih dahulu.
2. Keberhasilan seseorang
menguasai hal-hal yang lebih kompleks ditentukan oleh keberhasilannya menguasai
hal-hal yang lebih sederhana sifatnya. Dengan terlebih
0 Komentar