BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Beragamnya
jenis sumber belajar, menuntut adanya pengelolaan dan pengorganisasian terhadap
sumber belajar tersebut. Hal ini bertujuan agar sumber belajar mudah untuk
diakses dan juga dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu
dibentuklah Pusat Sumber Belajar (PSB). Alasan timbulnya PSB adalah adanya
pengembangan sistem instruksional yaitu suatu proses yang sistematis dan terus
menerus yang akan membantu peserta didik mengembangkan pengalaman-pengalaman
belajar yang efektif dan efisien.
Timbulnya
pusat sumber belajar juga dimungkinkan pula oleh pertumbuhan berikutnya yang
berupa pengakuan akan semakin dibutuhkannya pelayanan dan kegiatan belajar
non-tradisional yang membutuhkan ruangan belajar tertentu sesuai dengan
kebutuhan, misalnya belajar mandiri dengan modul, simulasi dan permainan, dan
sebagainya.
2.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang dapat dirumuskan sesuai dengan judul makalah di antaranya yaitu :
a)
Apa pengertian pusat sumber belajar?
b)
Bagaimana perkembangan pusat sumber belajar yang telah diupayakan
pemanfaatannya hingga dewasa ini?
c)
Apa fungsi dan peran pusat sumber belajar dalam meningkatkan
kinerja pembelajaran?
d)
Bagaimana tahap-tahap perencanaan pengembangan pusat sumber
belajar?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut :
a)
Untuk mengetahui pengertian pusat sumber belajar.
b) Untuk mengetahui
mengenai perkembangan pusat sumber belajar dalam pemanfaatannya di dunia
pendidikan.
c)
Untuk mengetahui fungsi dan peranan pusat sumber belajar dalam
proses kegiatan pembelajaran.
d) Untuk mengetahui
tahapan- tahapan dari perencanaan pengembangan pusat sumber belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pusat Sumber Belajar
(PSB)
Menurut
Sukorini, pusat sumber belajar merupakan tempat di mana berbagai jenis sumber
belajar dikembangkan, dikelola dan dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan Merril dan Drob berpendapat bahwa pusat sumber belajar merupakan
suatu aktivitas yang terorganisasi yang berhubungan dengan kurikulum dan
pembelajaran pada suatu satuan pendidikan.
Pusat
sumber belajar sering disebut juga sebagai media center, yang diartikan sebagai
lembaga yang memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan pengenalan
berbagai media pembelajaran. Pusat sumber belajar dirancang untuk memberikan
kemudahan kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok atau guru
untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Dengan demikian, pusat sumber
belajar merupakan sarana untuk mengelola dan mengembangkan sumber belajar.
2.2. Perkembangan
Pusat Sumber Belajar
Salah
satu sumber belajar yang diperlukan hingga sampai sekarang yaitu perpustakaan (library)
yang masih tetap dimanfaatkan, baik dalam lembaga pendidikan atau pelatihan.
Dalam perguruan tinggi, pernah dikatakan bahwa perpustakaan adalah jantung
suatu universitas. Dikatakan demikian karena perpustakaan yang mengkoleksi
berbagai macam buku dan jurnal dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan sungguh
sangat diperlukan oleh suatu universitas. Salah satu ukuran yang menentukan
mutu suatu universitas adalah seberapa banyak koleksi buku-buku di dalam
perpustakaannya.
Perpustakaan
sebagai PSB memiliki peran sangat penting dalam proses belajar mengajar. Salah
satu fungsi perpustakaan ialah bertujuan untuk memotivasi siswa supaya lebih
giat membaca. Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat
mengumpulkan, menyimpan, memelihara koleksi bahan perpustakaan yang dikelola
dan diatur secara sistematis digunakan secara kontinu oleh pemakainya sebagai
sumber informasi. Perkembangan perpustakaan saat ini menunjukkan bahwa perpustakaan
bukan hanya merupakan tempat untuk menyimpan atau mengoleksi buku sebagai benda
mati. Buku memang dapat dikaitkan dengan bahan utama perpustakaan, namun
perpustakaan masa kini tidak sekedar pengelolaan buku saja, tapi masih pula
mengelola bahan pustaka selain buku, seperti video, mikrofilm, slide, kaset,
barang cetak lainnya dan audio visual. Peranan perpustakaan selaku mata rantai
kunci dalam proses belajar mengajar menjadikan salah satu bagian amat penting
dari sekolah. Perpustakaan yang baik mampu menyediakan sumber-sumber belajar
yang terpusat.
Universitas-universitas
yang ternama di dunia selalu mempunyai perpustakaan pusat (main library)
yang besar dengan koleksi buku-buku yang sangat banyak jumlahnya hingga ratusan
ribu sampai jutaan buku dalam berbagai jenis disiplin ilmu pengetahuan dalam
terbitan yang relatif baru ditambah dengan koleksi berbagai jenis jurnal
ilmiah. Di samping itu di universitas tersebut terdapat juga adanya
perpustakaan fakultas (school library) di setiap fakultasnya untuk
mendukung kegiatan belajar para mahasiswanya di masing-masing fakultas.
Konsep
PSB mengubah organisasi informasi dan pengelolalaan perpustakaan dari
“lingkungan hanya bahan cetak” menjadi “lingkungan bahan cetak dengan bahan non
cetak” termasuk pada akhirnya semua teknologi yang lebih baru seperti bahan
rekaman yang dibaca dengan mesin, CD-ROM, video disc. Melalui sumber dan
layanan yang baru, pustakawan dapat membantu para pengajar mereview metode
pembelajaran mereka dan menyarankan praktek yang lebih kreatif. Penyiapan bahan
belajar yang baru, penyediaan bahan-bahan dan peralatan audio visual untuk
menunjang perkuliahan menjadi suatu program bersama dengan layanan koleksi dan
referensi perpustakaan yang sudah ada. Pada saat mengajar-belajar diatur dengan
baik dan dibantu pula dengan bermacam-macam sumber belajar maka
belajar-mengajar itu akan efisien.
Pusat
Sumber Belajar berfungsi melakukan pengadaan, pengembangan, produksi, pelatihan
dan pelayanan dalam pemanfaatan sumber belajar (terutama bahan dan alat) untuk
kegiatan pendidikan dan pembelajaran dibandingkan dengan perpustakaan yang
hanya berfungsi melakukan pengadaan dan pelayanan pemanfaatan sumber belajar
dalam rangka kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian perpustakaan
mempunyai fungsi yang lebih sempit jika dibandingkan dengan fungsi Pusat Sumber
Belajar, karena hanya melaksanakan sebagian saja fungsi yang dilaksanakan oleh
Pusat Sumber Belajar.
2.3. Fungsi
Pusat Sumber Belajar
Pengembangan
PSB merupakan bagian dari sistem penyelenggaraan pendidikan pada setiap satuan
pendidikan. Adapun indikator yang akan dijadikan acuan dalam pengembangan PSB
pada setiap satuan pendidikan adalah mengacu pada lima fungsi yang terdapat
dalam suatu PSB. Dalam setiap fungsi PSB memiliki subfungsi yang menggambarkan
rentang tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan yaitu:
a.
Fungsi pengembangan Sistem Intruksional
Fungsi
ini membantu jurusan atau departemen dan staf tenaga pengajar secara individual
di dalam membuat rancangan (desain) dan pemilihan options (pilihan) untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar dan mengajar, yang
meliputi: (a) perencanaan kurikulum, (b) identifikasi pilihan program
pembelajaran, (c) seleksi peralatan dan bahan, (d) perkiraan biaya, (d)
pelatihan bagi tenaga pengajar, (e) perencanaan program, (f) prosedur evaluasi,
dan (g) revisi program.
b.
Fungsi Informasi
Ada
beberapa macam sumber informasi, seperti pusat komputer (puskom), bahan bacaan,
radio, televisi, perorangan, lembaga, dan sebagainya. Jika informasi yang
diperlukan hanya sedikit dan yang memerlukannya juga sedikit, maka bahan
informasinya dapat disimpan dalam satu file. Jika yang memerlukannnya lebih
banyak, maka perlu dibentuk perpustakaan lengkap dengan katalognya. Bahkan jika
lebih banyak lagi, harus menggunakan data base computer.
c.
Fungsi Pelayanan Media
Fungsi
ini berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan pendukung
yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan pelajar, yang meliputi: (a) sistem
penggunaan media untuk kelompok besar, (b) sistem penggnaan media untuk
kelompok kecil, (c) fasilitas danprogram belajar sendiri (individual), (d)
pelayanan perpustakaan media/bahan pengajaran, (e) pelayanan pemeliharaan dan
peminjaman/sirkulasi, dan (f) pelayanan pembelian bahan-bahan dan peralatan.
d.
Fungsi Produksi
Fungsi
ini berhubungan dengan penyediaan materi dan bahan pelajaran yang tidak dapat
diperoleh melalui sumber komersial, yang meliputi : (a) penyimpanan karya seni
asli (original atwork) untuk tujuan pembelajaran, (b) produksi transparansi
untuk OHP, (c) produksi fotografi (slide, filmstrip, foto, dan lain-lain) untuk
presentasi, (d) pelayanan reproduksi fotografi, (e) pemrograman, pengeditan,
dan reproduksi rekaman, dan (f) pemrogaraman, pemeliharaan, dan pengembangan
sistem radio dan televisi di kampus.
e.
Fungsi Administratif
Fungsi
ini berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat
tercapai. Fungsi ini berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan
dan akan melibatkan semua staf dan pemakai dengan cara-cara yang sesuai. Hal
ini meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut : (a) supervisi personalia untuk
media, (b) pengembangan koleksi media untuk program pembelajaran, (c)
pengembangan spesifikasi pendidikan untuk fasilitas baru, (d) pengembagan
sistem peminjaman/sirkulasi, (e) pemeliharaan kelangsungan pelayanan produksi
bahan pembelajaran, dan (f) penyediaan pelayanan untuk pemeliharaan bahan,
peralatan, dan fasilitas.
2.4. Perencanaan
Pengembangan Pusat Sumber Belajar
Pengembangan
sistem pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis dan terus menerus, yang
akan membantu pengajaran dalam mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar yang
memungkinkan partisipasi aktif siswa di dalam proses belajar-mengajar. Di
sinilah letak hubungan yang penting antara pusat sumber belajar dengan
pengembangan sistem pembejaran. Segala sumber dan bahan serta personil yang ada
di dalam pusat sumber belajar dimaksudkan untuk membantu efektifitas dan
efisiensi interaksi siswa dan pengajar dalam proses pembelajaran.
Strategi
pengembangan PSB dilaksanakan secara bertahap, dengan pentahapan sebagai
berikut:
a.
Melakukan analisis kebutuhan dan studi kelayakan PSB di satuan
pendidikan
Pengembangan
PSB diawali dengan kegiatan analisis kebutuhan. Kegiatan analisis kebutuhan ini
merupakan suat ilmiah yang melibatkan berbagai teknik pengumpulan data dari
berbagai sumber informasi untuk mengetahui kesenjangan antara keadaan yang
seharusnya terjadi dengan keadaan yang senyatanya terjadi dengan keadaan yang senyatanya
terjadi. Apabila kesenjangan tersebut dianggap sangat potensial sebagai suaut
masalah yang memerlukan pemecahan maka dianggap sebagai suat kebutuhan. Maka
kebutuhan pembelajaran adalah kebutuhan yang memerlukan penyelesaian dengan
menyediakan sumber-sumber belajar yang memadai dan dikelola oleh suat lembaga
yaitu PSB. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis kebutuhan meliputi 3
tahap:
1.
Perencanaan, meliputi penentuan fokus analisis kebutuhan,
penentuan teknik pengumpulan data (wawancara, observasi, dokumentasi dan
lain-lain), dan pengembangan instrumen.
2.
Pelaksanaan, yaitu melakukan pengumpulan data sesuai dengan teknik
pengumpulan data dan instrumen yang telah ditentukan dalam perencanaan dan
menganalisisnya.
3.
Pelaporan, yaitu melaporkan hasil analisis kebutuhan tersebut. Isi
dari laporan tersebut adalah sumber-sumber belajar yang diperlukan untuk
kegiatan pembelajaran.
b.
Mengembangkan sarana fisik PSB berdasarkan fungsi yang akan
dikembangkan.
Tahap
pengembangan sarana pusat sumber belajar harus berorientasi pada lima fungsi
dari pusat sumber belajar, sebagaimana yang telah dijelaskan di awal. Hal ini
dilakukan agar pengembangan pusat sumber belajar tidak keluar dari fungsi yang
sebenarnya. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi, terutama
perkembangan teknologi informasi, maka pengembangan pusat sumber belajar juga
harus berorientasi pada pemanfaatan teknologi informasi. Pengadaan
sarana-sarana yang ada harus sudah menggunakan sistem jaringan yang
terintegrasi dengan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Selain itu,
pengadaan sarana pendukung yang ada dalam pusat sumber belajar merupakan hal
yang tidak boleh dilupakan.
Selain
pengembangan sarana, juga dilakukan pengembangan program pusat sumber belajar
yang tentu saja berorientasi pada tujuan pusat sumber belajar. Dalam
pengembangan program, dibutuhkan adanya sumber daya manusia yang berkualitas
dan professional. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan program bisa memenuhi
kebutuhan yang diharapkan. Sebagai contoh pengembangan program adalah
penambahan sumber belajar, berupa media dan bahan ajar yang berbentuk cetak
ataupun non cetak. Selain itu juga mengadakan pelatihan-pelatihan pengembangan
media pembelajaran.
Banyak
PSB yang sudah berdiri lambat laun tetapi tidak terurus, karena kurangnya
perawatan. Khususnya software pembelajaran seperti media cetak, media non
cetak, media grafik. Dalam mengembangkan PSB perlu diperhatikan beberapa hal di
antaranya, mengembangkan sarana dan prasarana tidak semata-mata berorientasikan
pada tujuan tetapi juga untuk pencapaian benifit dan berorientasikan pada
pemanfaatan teknologi informasi.
c.
Mengembangkan program-program PSB yang berorientasikan pada
tujuan, sosial, dan benifit.
Identifikasi
terhadap kebutuhan SDM, program, dan sarana penunjang PSB ini mengacu kepada
lima bidang yang ada dalam PSB. Identifikasi sengaja difokuskan pada standar
kebutuhan minimal masing-masing bidang. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran, bahwa untuk mengembangan suatu PSB dapat dilakukan secara bertahap
dengan SDM, program, dan sarana yang terbatas. Sehingga dalam setiap satuan
pendidikan dapat dengan segera mewujudkan PSB ditempatnya masing-masing.
Sebagai contoh untuk mengoperasikan kegiatan PSB agar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan, minimal diperlukan SDM Profesional dengan kualitas tertentu
yaitu media profesional dan instruksional designer.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Beragamnya
jenis sumber belajar, menuntut adanya pengelolaan dan pengorganisasian terhadap
sumber belajar tersebut. Hal ini bertujuan agar sumber belajar mudah untuk
diakses dan juga dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu
dibentuklah Pusat Sumber Belajar (PSB). Alasan timbulnya PSB adalah adanya
pengembangan sistem instruksional yaitu suatu proses yang sistematis dan terus
menerus yang akan membantu peserta didik mengembangkan pengalaman-pengalaman
belajar yang efektif dan efisien.
Pusat
Sumber Belajar berfungsi melakukan pengadaan, pengembangan, produksi, pelatihan
dan pelayanan dalam pemanfaatan sumber belajar (terutama bahan dan alat) untuk
kegiatan pendidikan dan pembelajaran dibandingkan dengan perpustakaan yang
hanya berfungsi melakukan pengadaan dan pelayanan pemanfaatan sumber belajar
dalam rangka kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Perpustakaan mempunyai
fungsi yang lebih sempit jika dibandingkan dengan fungsi Pusat Sumber Belajar,
karena hanya melaksanakan sebagian saja fungsi yang dilaksanakan oleh Pusat
Sumber Belajar. Perpustakan terutama berfungsi memberikan layanan pemanfaatan
bahan-bahan belajar yang dikoleksinya sebagai sumber belajar bagi pelaksanaan
proses belajar dan pembelajaran, sedangkan Pusat Sumber Belajar mengemban
fungsi yang lebih luas yaitu selain memberikan layanan pemanfaatan media dan
bahan belajar yang dikoleksinya untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Strategi
pengembangan PSB dilaksanakan secara bertahap, dengan pentahapan sebagai
berikut:
1.
Melakukan analisis kebutuhan dan studi kelayakan PSB di satuan
pendidikan.
2.
Mengembangkan sarana fisik PSB berdasarkan fungsi yang akan
dikembangkan.
3.
Mengembangkan program-program PSB yang berorientasikan pada
tujuan, sosial, dan benifit.
3.2. Saran
Pusat
sumber belajar dengan fungsinya untuk menyediakan informasi di setiap daerah
harus diupayakan pemanfaatannya secara optimal. Pengembangan pusat sumber
belajar di daerah yang menuntut peningkatan metode belajar tradisional untuk
beralih kepada metode non tradisional yaitu dengan belajar mandiri, modul,
simulasi dan permainan. Untuk itu, pusat sumber belajar harus diupayakan
pengembangannya dengan lebih optimal demi meningkatkan mutu pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam
Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.Syukur,
Fatah. 2005. Teknologi Pendidikan.
Semarang: Walisongo Press.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran
Landasan dan Aplikasinya,(Jakarta: Rineka Cipta.
0 Komentar