KISAH 25 NABI DAN RASUL
KISAH NABI SULAIMAN BIN DAUD 'ALAIHIS SALAM.
Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia
masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda
kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam
mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan.
1. NABI SULAIMAN SEORANG JURI
Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il
ia selalu mendampinginnya dalam tiap-tiap sidang peradilan yang diadakan untuk
menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi di dalam
masyarakat. Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri
sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani urusan-urusan
kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan
menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia harus memenuhi panggilan
Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai
di antara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya.
Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman
otaknya iaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut
menghadirinya. dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud
mengadili perkara sengketa mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang
dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di
waktu malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah
dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa menuainya. Kawan yang diadukan
itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah
yang merusak-binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu.
Dalam perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa
sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat pengrusakan
kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu harus
menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang
disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan tetapi Sulaiman
yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa kurang
tepat berkata kepada si ayah: "Wahai ayahku, menurut pertimbanganku
keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian : Kepada pemilik perkarangan yang
telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan ternak jirannya untuk dipelihara,
diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang perkarangannya yang
telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar
dan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing
menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak
tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang
sepatutnya."
Kuputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh
kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang
menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman
yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir dan
keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya.
Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi
Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan
kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.
2. SULAIMAN MENDUDUKI TAHTA KERAJAAN AYAHNYA.
Sejak masih berusia muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud
untuk menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana kerajaan Bani Isra'il. Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya
dilangkahi oleh adiknya .Ia beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi
putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda
usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia. Kerananya ia
menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku adil dan
telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani
Isra'il.
Absyalum berketetapan hati akan memberotak terhadap ayahnya
dan akan berjuang bermati-matian untuk merebut kekuasaan dari tangan ayahnya
atau adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan
sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia
berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka
menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan
mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak jarang bagi memperluaskan
pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat orang-orang yang datang
ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yang mereka minta
penyelesaian.
Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan
rakyat Bani Isra'il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati sebahagian besar
dari mereka, Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba untuk melaksanakan
rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya dengan
paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri menghasut
rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya, bahawa bila
mereka mendengar suara bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul,
mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il
menggantikan Daud ayahnya.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi
istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat
pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai
meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud
yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda
huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana
antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum.
Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang
melanda negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha
menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat
menambah parahnya keadaan. Ia mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan
darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bersama-sama
pekerjanya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud
keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para
pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud
melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon
taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari
malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.
Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun kepada
Allah, akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra aksi
terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentera dari para pengikutnya
yang masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan
Bani Isra'il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan kepada komandan pasukannya
yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan sedapat
mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu,
teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya
dan ditangkapnya hidup-hidup. Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada
apa yang si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu
istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan
enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung.
Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki
tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana
sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il selama empat puluh
tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan dinobatkanlah sebagai
pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.
3. KEKUASAAN SULAIMAN ATAS JIN DAN MAKHLUK LAIN
Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas kerajaan Bani
Isra'il yang makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan baginya
makhluk-makhluk lain, iaitu Jin angin dan burung-burung yang kesemuanya berada
di bawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan melaksanakan segala
komandonya. Di samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa
mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya
pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air,
periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan
Jin-Nya.
Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada
Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara
binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang
ia perintahkan dan ucapkan.
Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam
rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang
lain, menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah yang
disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada
kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu,
agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan
tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.
Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut yang
ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur
kepada Allah atas kurnia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap
maksud yang terkandung dalam suara semut itu. Ia merasa takjud bahawa binatang
pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu makhluk
dengan sengaja dan dalam keadaan sedar.
4. SULAIMAN DAN RATU BALQIS.
Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan
ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke
Yeman. Setibanya di San'a - ibu kota Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis
burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus
itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada diantara
kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah
Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud
yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata.
Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil
menundukkan kepala ketakutan:: "Aku telah melakukan penerbangan
pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh
paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri
Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu
itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan.
Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang
telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak
menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud
kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari
jalan yang lurus dan benar."
Berkata Sulaiman kepada Hud-hud: "Baiklah, kali ini aku
ampuni dosamu kerana berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting
untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah
suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan
itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan
selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini."
HUd-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas
istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu
Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk
surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya
melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah
yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah
surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi: "Dengan Nama
Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman.
Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi
daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri."
Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu
Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk
memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi
Sulaiman yang diterimanya itu.
Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya:
"Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan
dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau
perancang yang patut memberi pertimbangan atau nasihat kepadamu. Kami
menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi
kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu
tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun
datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu."
Ratu Balqis menjawab: "Aku memperoleh kesan dari
uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan
gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat
berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung
nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku
tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana
bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan.
Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh
kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka nescaya akan berakibat
kerusakan dan kehancuran yang sgt menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan
segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan
peninggalan nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat
yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa ke
semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan
cuba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan
terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat
mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia
memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima
utusanku di istananya.
Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang
akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan
kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung
pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan
membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya. Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi
Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan
kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang
megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka
tiba.
Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka
dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka tentang
maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang dibawanya,
berkatalah Nabi Sulaiman: "Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini kepada
ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan
yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia dan nikmat yang tidak
diberikannya kepada seseorang drp makhluk-Nya. Di samping itu aku telah
diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang
kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis
makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan
harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban
dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu
telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang
besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata
kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya
bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan
terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan
pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang
kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku
dan datang berserah diri kepadaku."
Perutusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang
mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir,
jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja
kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya. Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis
bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa
yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman yang
kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka
yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah
diri.
Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: "Aku sanggup
membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari
tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.
Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata:
"Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan
matamu."
Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada
didepannya, berkatalah ia: Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk
mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana
barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya
sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di
dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia."
Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman
memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu
itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta
pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada
tahtanya: "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab: "Seakan-akan
ini adalah tahtaku sendiri," seraya bertanya-tanya dalam hatinya,
bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta
itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.
Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, kehairanan
melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk
ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan
dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan
pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia
berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya.
Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: "Engkau tidak usah
menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau
lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini."
"Oh,Tuhanku," Balqis berkata menyedari kelemahan
dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi
Sulaiman, "aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan
nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh
dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman
Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang."
Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan
menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman
pada akhirnya kahwin dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah seorang
putera.
Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah
keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis itu.
Wallahu alam bisshawab.
5. WAFATNYA NABI SULAIMAN AS.
Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang
menunjukkan kematian Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia
sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang
mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi Sulaiman
telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di
atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh anai-anai.
Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan
pekerjaan yang mereka anggap sebagai seksaan yang menghinakan.
Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang
mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun kerana cerita-cerita itu tidak
ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami
berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya
Allahlah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.
Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 sehingga ayat 44
0 Komentar