SLIDE

10/recent/ticker-posts

Mohammad Hatta Sedikit Bergaya Banyak Berkarya

 

mrkziwj

Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta lahir dengan nama Mohammad Athar di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi), Hindia Belanda, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah negarawan dan ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama.

            Pergerakan politik ia mulai sewaktu bersekolah di Belanda dari 1921-1932. Ia bersekolah di Handels Hogeschool (kelak sekolah ini disebut Economische Hogeschool, sekarang menjadi Universitas Erasmus Rotterdam), selama bersekolah di sana, ia masuk organisasi sosial Indische Vereeniging yang kemudian menjadi organisasi politik dengan adanya pengaruh Ki Hadjar Dewantara, Cipto Mangunkusumo, dan Douwes Dekker. Pada tahun 1923, Hatta menjadi bendahara dan mengasuh majalah Hindia Putera yang berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.Pada tahun 1924, organisasi ini berubah nama menjadi Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia; PI).

Hatta bersama Soekarno memainkan peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS.

Hatta memainkan peran penting dalam upaya kemerdekaan Indonesia pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda Hatta memimpin delegasi Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka dari Belanda, Mohammad Hatta sebagai orang yang pintar dan jujur mendirikan Koperasi Indonesia yang berasas Kekeluargaan. Hal ini ditujukan supaya perekonomian Indonesia bisa mandiri pasca kemerdekaan. Indonesia harus bisa mandiri secara ekonomi.

Setelah 10 Tahun menjadi Wakil Presiden Sukarno, pada 1956, ia mundur dari jabatan wakil presiden karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Sebagai pemeluk Islam yang sangat taat, Hatta tidak suka dengan ajaran komunis yang diwadahi PKI dan dekat dengan Sukarno. Sukarno pernah diminta Hatta untuk membubarkan PKI, namun Sukarno justru menolak dan malah menyayangi PKI, sebab itu Hatta memilih mundur dari Wakil Presiden karena sudah berbeda pandangan dengan Sukarno.

Setelah tidak lagi menjadi Wakil Presiden, kegiatan politik Hatta sangat terbatas dan Hatta lebih banyak menjadi guru dan pengajar dibidang ekonomi. Beliau adalah satu satunya mantan pejabat Istana Kepresidenan Indonesia yang hidupnya susah. Penghasilan Hatta saat itu hanya cukup untuk biaya hidup dan sekolah anak anaknya. Ingin membeli sepatu baru saja Hatta tidak jadi, karena lebih memilih memberikannya pada istri. Ibu Rachmi Hatta yang pintar menjahit dan memasak menjadikan uang yang seharusnya untuk beli sepatu baru suaminya itu sebagai modal usaha menjahit dan catering. Dari pemasukan itulah Hatta dan Istri bisa menghidupi ketiga putrinya. Berbeda dengan Sukarno yang hingga akhir hayatnya tetap tinggal di Istana, Hatta dan Rachmi Hatta tinggal di rumah pribadi yang sekaligus dijadikan tempat jualan dan menjahit sang istri.

Pada 1970, dua hari sebelum kematian Sukarno, Hatta menyempatkan diri menjenguk sahabatnya yang sedang sakit itu di Istana Batu Tulis Bogor tempat kediaman Sukarno. Mereka berdua berpelukan sangat erat dan Sukarno menangis dalam pelukan Hatta dan membisikan "Terimakasih sahabatku, ketahuilah bahwa jiwaku dan jiwamu tetap menyatu dibawah dwiwarna merah putih. Maafkan aku yang pernah mengecewakanmu" dengan spontan Hatta juga menangis dan memeluk erat Sukarno dan berkata "Maafkan saya yang dulu pernah membiarkanmu memimpin negeri ini sendirian Sukarno, Terimakasih atas kesetiaanmu padaku".

Perlu diketahui bahwa setelah pengunduran diri Hatta dari Jabatan Wakil Presiden, Sukarno tidak pernah mengangkat siapapun menjadi Wakil Presiden hingga akhir kekuasaannya karena Sukarno sangat setia pada Hatta.

Dua hari setelah pertemuan mengharukan itu, Sukarno wafat di Istana Batu Tulis Bogor dan dimakamkan di sebelah makam Ibunya di Blitar Jawa Timur.

Pada era Orde Baru, Presiden Suharto dan Ibu Negara Tien Suharto memberikan fasilitas rumah dan pelayanan untuk Hatta dan keluarganya. Beliau berdua selalu diundang di Istana ketika ada acara resmi kenegaraan. Hidup Hatta dan keluarganya menjadi lebih baik. Ibu Rachmi Hatta juga sering diajak mendampingi Ibu Tien Suharto dalam berbagai kegiatan kenegaraan.

mrzkiwj

Hatta yang semakin tua dan sakit sakitan meninggal dunia di Jakarta pada 14 Maret 1980 di usia 77 tahun karena sudah tua dan sakit sakitan. Beliau dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta karena Hatta pernah berwasiat tidak mau dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta. 6 tahun setelah kematiannya Presiden Suharto memberikan penghargaan tertinggi yaitu "Pahlawan Proklamator Kemerdekaan RI" pada Sukarno dan Hatta . Pada 2012 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan Pahlawan Nasional untuk Sukarno dan Hatta yang diterima langsung oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dan Ibu Mutia Hatta. ( Anak anak proklamator)

Mahakarya Mochammad Hatta untuk Indonesia

1. Proklamasi bersama Ir. Sukarno

2. Koperasi Indonesia

3. Penggagas adanya pemilu pertama dan partai politik di Indonesia

4. Memainkan peran diplomasi luar negeri yang cerdas untuk menyelamatkan Indonesia di mata dunia

Terimakasih Pak Hatta dan Ibu Rachmi Hatta.

Posting Komentar

0 Komentar