Gunung Sinabung Indonesia berada pada titik pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Akibat dari pertemuan tiga lempeng tersebut, membuat retaknya beberapa bagian dari kerak bumi yang menyebabkan magma bergerak ke permukaan bumi yang menjadi awal terbentuknya gunung berapi. Indonesia memiliki ± 127 gunung api yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Sekitar 84 gunung api aktif di Indonesia, akan menjadi ancaman bencana bagi warga yang tinggal di sekitar gunung api yang menjadikan kawasan gunung api adalah kawasan rawan bencana. (Wikipedia, 2015). Salah satu gunung api yang kembali aktif di Indonesia adalah gunung Sinabung. Gunung Sinabung merupakan gunung api bertipe strato di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Posisi geografi dari puncak gunung Sinabung pada 3o 10’ 16.7” LU dan 98o 23’ 24.66” BT dengan elevasi 2460 m d.p.l merupakan puncak tertinggi di Sumatera Utara. Sampai tahun 2010, gunung Sinabung belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1600 sehingga termasuk gunung api tipe B, gunung api tipe B adalah gunung yang tidak mengalami letusan dari tahun 1600, tapi memiliki catatan letusan sebelum 1600, sedangan gunung api tipe A adalah gunung yang mengalami letusan setelah tahun 1600 dan memiliki catatan letusannya (Van Bemmelen, 1970). Gunung Sinabung berubah menjadi tipe A ketika meletus tanggal 27 Agustus 2010 dengan tipe letusan tergolong freatik (Sutawijaya et al., 2013). Gunung Sinabung kembali meletus pada bulan September 2013 sampai Februari 2014 dan yang terbaru adalah pada bulan Januari 2015. Letusan gunung Sinabung telah membawa abu vulkanik dan material-material lainnya yang menutupi permukaan tanah. Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Material erupsi terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus, yang berukuran kasar biasanya jatuh disekitar pusat letusan sampai radius 5-7 km dari pusat letusan, sedangkan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan hingga ribuan kilometer (Sudaryo dan Sucipto, 2009). Tipe letusan gunung Sinabung tahun 2013 sampai sekarang adalah tipefreatik sampai magmatik. Tipe freatik adalah letusan yang disebabkan oleh adanya dorongan magma dari dapur magma dangkal yang diiringi oleh adanya gempa vulkanik. Letusan tipe freatik akan menghasilkan gas yang diiringi oleh material abu dan piroklastik lainnya. Sedangkan letusan magmatik letusan gunung api berupa magma basaltik yang disebut lava (Nandi, 2006).
Social Plugin