KISAH 25 NABI DAN RASUL
KISAH NABI SYU'AIB BIN MIKIL 'ALAIHIS SALAM.
1. GENEALOGI
Menurut sejarah Islam, Syuaib memiliki nasab sebagai berikut,
Syu'aib bin Mikil bin Yasjir bin Madyan bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin
Suruj bin Ra'u bin Falij bin ʿAbir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin Nuh.
Syu'aib secara tradisional dianggap sebagai Yitro, dan menjadi bapak mertua
Musa dalam ajaran Samawi, karena Musa telah menikahi putrinya yang bernama
Saffurah (Safrawa). Saffurah kemudian melahirkan 2 putra bagi Musa. Seorang
putra Rehuel, Hobab kemudian ikut Musa pergi ke tanah Kanaan. Setelah orang
Israel masuk ke tanah Kanaan, keturunannya diberi sebidang tanah dan tinggal di
tengah-tengah orang Israel.
2. BIOGRAFI
Menurut Islam, Syu'aib adalah salah satu dari 4 nabi bangsa
Arab. Tiga nabi lainnya adalah Hud, Shaleh, dan Muhammad. Ia seorang nabi yang
dijuluki juru pidato karena kecakapan dan kefasihannya dalam berdakwah.
Dia diyakini merupakan cicit laki-laki Ibrahim. Dia diutus
sebagai nabi untuk kaum Madyan untuk memperingatkan mereka karena
kecurangan-kecurangan mereka. Ketika mereka tidak menyesali perbuatannya, Allah
menghancurkan kaum tersebut.
Umat muslim meyakini bahwa Syu'aib ditetapkan oleh Allah
untuk menjadi seorang nabi yang tinggal di timur Gunung Sinaikepada kaum Madyan
dan Aykah. Yaitu kaum yang tinggal di pesisir Laut Merah di tenggara Gunung
Sinai. Masyarakat tersebut disebut karena terkenal perbuatan buruknya yang
tidak jujur dalam timbangan dan ukuran juga dikenal sebagai kaum kafir yang
tidak mengenal Tuhan. Mereka menyembah berhala bernama al-Aykah, yaitu sebidang
tanah gurun yang ditumbuhi pepohonan atau pepohonan yang lebat.
Syu'aib memperingatkan perbuatan mereka yang jauh dari ajaran
agama, namun kaumnya tidak menghiraukannya. Syu'aib menceritakan pada kaumnya
kisah-kisah utusan-utusan Allah terdahulu yaitu kaum Nuh, Hud, Shaleh, dan
Luthyang paling dekat dengan Madyan yang telah dibinasakan Allah karena enggan
mengikuti ajaran nabi. Namun, mereka tetap enggan, akhirnya Allah menghancurkan
kaum Madyan dengan bencana melalui doa Syu'aib.
4. DAKWAH
Ketika berdakwah bagi kaum Madyan, Nabi Syu'aib menerima
ejekan masyarakat yang tidak mau menerima ajarannya karena mereka enggan
meninggalkan sesembahan yang diwariskan dari nenek moyang kepada mereka. Namun,
Syu'aib tetap sabar dan lapang dada menerima cobaan tersebut. Ia tidak pernah
membalas ejekan mereka dan tetap berdakwah. Bahkan, dakwahnya semakin menggugah
hati dan akal. Dalam berdakwah kadang ia memberitahukan bahwa dia sebenarnya
sedarah dengan mereka. Hal ini memiliki tujuan agar kaumnya mau menuju jalan
kebenaran. Karena itulah ia diangkat menjadi rasul Allah yang diutus bagi
kaumnya sendiri. Nabi Syu'aib yang saat itu memiliki beberapa pengikut, mulai
mendapat ejekan kasar dari kaum lain. Bahkan ada yang menganggapnya sebagai
penyihir dan pesulap ulung.
5. BALASAN ALLAH
Nabi Syu'aib mengerti bahwa kaumnya telah ditutup hatinya. Ia
berdoa kepada Allah agar diturunkan azab pada kaum Madyan. Allah mengabulkan
doa Syu'aib dan menimpakan azab melalui beberapa tahap.
Kaum Madyan pada awalnya diberi siksa Allah melalui udara
panas yang membakar kulit dan membuat dahaga. Saat itu, pohon dan bangunan
tidak cukup untuk tempat berteduh mereka. Namun, Allah memberikan gumpalan awan
gelap untuk kaum Madyan. Kaum Madyan pun menghampiri awan itu untuk berteduh
sehingga mereka berdesak-desakan dibawah awan itu. Hingga semua penduduk terkumpul,
Allah menurunkan petir dengan suaranya yang keras di atas mereka. Saat itu juga
Allah menimpakan gempa bumi bagi mereka, menghancurkan kota dan kaum Madyan.
0 Komentar