Nama Mbok Yem si pemilik warung di puncak Gunung Lawu tentu sudah tidak asing bagi kalangan pendaki. Warung milik wanita asal Magetan, Jawa Timur, itu menjadi primadona para pendaki di kaki Gunung Lawu.
Berikut deretan fakta menarik dari warung tertinggi di Indonesia
itu:
Tertinggi di Indonesia kehadiran warung Mbok Yem di ketinggian 3.150 Mdpl atau hanya kurang 115 Mdpl saja dari Puncak Gunung Lawu, menjadi solusi untuk urusan perbekalan para pendaki. Banyak pendaki salut dengan kegigihan Mbok Yem, pasalnya Gunung Lawu memiliki cuaca yang ekstrem mencapai -5 derajat celcius.
Layani Ratusan Pembeli Dalam sehari saat
situasi normal, Mbok Yem bisa melayani sekitar 200 pendaki. Makanan yang dijual
di warung Mbok Yem cukup terjangkau.
Mbok Yem tidak sendiri mengelola warung tersebut. Dia dibantu
kerabatnya mengelola warung tersebut, salah satunya Parmi, 66. Parmi bisa
sampai tiga kali naik turun Gunung Lawu dalam sepekan untuk menyediakan
logistik khusus warung Mbok Yem. Dia bisa membawa sekitar 45 kilogram barang
dagangan dalam sekali angkut. Dia mengemas barang berupa beras, minyak goreng,
dan sejumlah sembako lain dalam karung untuk diangkut ke warung Mbok Yem.
Parmi membutuhkan waktu sekitar enam jam dari pos pendakian Cemoro Sewu untuk mencapai warung Mbok Yem di dekat Puncak Hargo Dumilah. Dia telah melakoni pekerjaan sebagai pengangkut logistik sejak warung Mbok Yem berdiri pada 1995 silam. Selama menjalani pekerjaan tersebut, dia tidak pernah mengalami kendala yang berarti.
Mengutik berbagai sumber, warung Mbok Yem di puncak Lawu telah berdiri sejak tahun 1980 silam. Formatnya pun cukup sederhana, berdinding kayu tanpa hiasan cat atau dinding formal. Matahari jadi Sumber Listrik Warung tertinggi di Pulau Jawa itu menangkap panas matahari menjadi listrik. Jadi, warung sederhana di kawasan Argo Dalem itu punya televisi, kulkas, penanak nasi, dan lampu yang menerangi saat gelap menyergap.
Mbok Yem Turun Gunung Setahun Sekali
Mbok Yem hanya turun gunung dari warung di puncak Lawu menuju ke
rumahnya di Magetan, Jawa Timur, ketika Idulfitri atau saat ada keluarga
menggelar acara hajatan.
0 Komentar